Pages

Monday, April 18, 2011

Kalaulah Bukan Kerana Allah Menutup Aib Kita

Assalamualaikum,


InsyaAllah hari ini kita renungi sepotong hadis yang sentiasa berkait rapat dengan kehidupan kita sehari-hari..Semoga bermanfaat :)

"Barang siapa melepaskan seorang mukmin dari kesusahan hidup di dunia, niscaya Allah akan melepaskan darinya kesusahan di hari kiamat, barang siapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya. Barang siapa menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan baginya menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya bersama-sama, melainkan akan turun kepada mereka ketenteraman, rahmat Allah akan menyelimuti mereka, dan Allah memuji mereka di hadapan (para malaikat) yang berada di sisi-Nya. Barang siapa amalnya lambat, maka tidak akan disempurnakan oleh kemuliaan nasabnya." (HR Muslim)


1. lebih baik untuk menjaga aib saudara sendiri, daripada membukanya.


2. bila mana teman anda mempunyai kekurangan, hal yang lebih utama dilakukan adalah bicara empat mata, bukan membicarakannya dengan orang lain.


3. diperlukan kebijaksanaan dan usaha agar kita tidak membicarakan kekurangan dan aib pribadi orang lain di hadapan khalayak.


4. orang akan lebih mudah menerima nasihat, bila nasihat itu diberikan dengan cara yang baik. Berikut adalah kisah teladan pada zaman Nabi Musa..semoga Allah sentiasa menjaga aib kita


Pada zaman Nabi Musa A.S., bani Israel ditimpa musim kemarau yang berpanjangan. Mereka pun berkumpul mendatangi Nabi mereka. Mereka berkata, “Ya Kaliimallah, berdoalah kepada Rabbmu agar Dia menurunkan hujan kepada kami”. Maka berangkatlah Musa A.S. bersama kaumnya menuju padang pasir yang luas. Waktu itu mereka berjumlah lebih dari 70 ribu orang.


Mulailah mereka berdoa dengan keadaan yang lusuh dan penuh debu, haus dan lapar. Nabi Musa berdoa, “Ilaahi! Asqinaa ghaitsak.. wansyur ‘alaina rahmatak.. warhamnaa bil athfaal ar rudhdha’.. wal bahaaim ar rutta’.. wal masyaayikh ar rukka’..” Setelah itu langit tetap saja terang benderang, matahari pun bersinar makin menyilau (maksudnya segumpal awan pun tak jua muncul). Kemudian Nabi Musa berdoa lagi, “Ilaahi.. asqinaa”.. Allah pun berfirman kepada Musa, “Bagaimana Aku akan menurunkan hujan kepada kalian sedangkan diantara kalian ada seorang hamba yang bermaksiat sejak 40 tahun yang lalu.


Umumkanlah di hadapan manusia agar dia berdiri di hadapan kalian semua. Kerana dialah, Aku tidak menurunkan hujan untuk kalian”. Maka Musa pun berteriak di tengah-tengah kaumnya, “Wahai hamba yang bermaksiat kepada Allah sejak 40 tahun, keluarlah ke hadapan kami, kerana engkaulah hujan tak turun”. Seorang lelaki menjeling ke kanan dan kiri, maka tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia, saat itu pula ia sedar kalau dirinya yang dimaksud. Ia berkata dalam hatinya, “Kalau aku keluar ke hadapan manusia, maka akan terbuka rahsiaku.


Kalau aku tidak berterus terang, maka hujan pun tak akan turun”. Maka hatinya pun gundah-gulana, air matanya pun menitis, menyesali perbuatan maksiatnya sambil berkata , “Ya Allah, Aku telah bermaksiat kepadaMu selama 40 tahun, selama itu pula Engkau menutupi aibku. Sungguh sekarang aku bertaubat kepadaMu, maka terimalah taubatku”. Tak lama setelah pengakuan taubatnya tersebut, maka awan-awan tebal pun muncul, semakin lama semakin tebal menghitam, dan akhirnya turunlah hujan. Musa pun kehairanan, “Ya Allah, Engkau telah turunkan hujan kepada kami, namun tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia”. Allah berfirman, “Aku menurunkan hujan kepada kalian oleh sebab hamba yang kerananya hujan tak turun telah bertaubat kepadaKu”. Musa berkata, “Ya Allah, tunjukkan padaku hamba yang taat itu”.


Allah berfirman, “Ya Musa, Aku tidak membuka aibnya sewaktu dia masih bermaksiat kepadaKu, apakah Aku perlu membuka aibnya sedangkan dia taat kepadaKu?”


p/s: Kalaulah bukan kerana Allah menutup aib-aib dari pengetahuan umum atas dosa-dosa yang kita lakukan, pasti keaiban kita sudah lama tersebar .



Source:

http://marjaathumaira.blogspot.com/ , oh! islam.com

1 comment:

  1. Alhamdulillah...syukran ats peringatan ini. Sesungguhnya daku hamba yang sering lupa

    ReplyDelete

Nisa' Connecting Youth.. =)